Teringat postingan terakhir yang berikrar untuk konsisten menulis....hanyaaa menjadiii wacanaaa..hehehee
Saya malah tidak mau beralasan...
tidak punya waktu...jadwal kuliah padat...dan bla bla blaaa...padahal kenyataannya, di plurk dan twitter dalam sehari selalu nyampah di timeline-nya XD
OK...mengawali tulisan pertama di tahun ini... #eaaaa :D
Saya ingin ikut merayakan hari Pendidikan Nasional...
nyaris lupa lho...untung tadi bertanya pada salah satu teman di Lab JarKom.. (Q) "kok dosen dan karyawan pada pake baju itam putih yaa..??" || (A) "hari ini kan 2 Mei...hari Pendidikan Nasional, piye tho bu dosen..."haiayaahh...saya nyaris lupa akan momen yang ada pada hari ini...heuheuheu --"
Berhubung hari belum berganti, maka saya ingin ikut merayakan hari Pendidikan ini dengan sedikit memberikan pandangan terkait sebuah kata Pendidikan... *tampang serius*
*benerin kaca mata*
Pendidikan....
Hak yang diperoleh oleh setiap manusia.
Caranya....
beragam, menurut saya...pendidikan pertama dimulai ketika seorang bayi berada dalam kandungan Ibunya. Ketika bayi berusia 5 bulan *kata dokter kandungan sih* :))))
bayi telah belajar mengenal suara Ibunya, belajar merasakan perasaan Ibunya karena itu seorang Ibu yang hamil sangat-sangat disarankan menjaga emosinya, jangan sampai tertekan/stres karena akan mempengaruhi kondisi bayi di dalam kandungan dan kelak ketika lahir si bayi tidak tumbuh dengan baik... *masih kata dokter kandungan lho yaa*------------ini kenapa jadi semacem pembahasan tips Ibu hamil coba----------- :3
OK next..
*kembali serius*
Keluarga adalah rule model pendidikan bagi saya...
Sebelum lingkungan mengajarkan banyak hal dan mempengaruhi sikap, pendidikan di keluarga yang ditanamkan sejak dini lah yang akan menjadi firewall kita.
Setinggi-tingginya pendidikan yang ditempuh, akan lebih baik manfaatnya jika terlebih dulu dirasakan oleh keluarga kemudian baru lingkungan sekitar...
Bagaimana saya bisa berbagi kebaikan dari ilmu yang saya miliki pada orang lain jika diri ini saja masih belum bisa menularkan kebaikan bagi keluarga.
katakanlah saya ingin menjadi guru...(diGUgu dan ditiRU)
tapi saya sendiri memiliki mindset negatif akan satu atau banyak hal...apa yang akan terjadi..??
akan ada satu atau beberapa orang yang nantinya juga akan tertular mindset negatif tersebut.
Satu atau beberapa orang tersebut suatu waktu akan menularkan kembali apa yang diperolehnya....
Yaa..yaaa...yaaaa....bisa ditebak, akan ada generasi-generasi baru yang terkena imbasnya dan suatu waktu terbentuklah komunitas/ kelompok yang tentunya telah memiiliki mindset seperti pendahulunya...
Sebagai gambaran, seorang anak yang sejak kecil di-bully oleh salah satu anggota keluarganya (saya menyebutnya di-bully, karena merupakan kata yang lagi trend saat ini..hehehee), seperti: seorang anak yang menjatuhkan gelas dan mendapat kata-kata romantis dari salah satu anggota keluarganya "mata kamu di mana sih, naruh gelas aja ga bisa baek-baek" || "haduuh...b*g* bener sih, masa nyuci gelas satu aja bisa sampe jatuh gitu" ....dan lain sebagainya...si anak akan merekam setiap perkataan yang diterimanya tersebut dan pada momen tertentu dia akan mengeluarkan kata-kata romatis yang direkamnya pada temannya yang juga melakukan hal yang sama...saya menyebutnya sebagai The Power of Pem-bully-an --"
Kisah di atas menjadi pelajaran buat saya, karena saya juga suka mem-bully...korban pem-bully-an saya memang tidak dengan anggota keluarga, tapi pada teman-teman saya...huhuhuu....maafkan sayaa yaa teman-teman T.T ------saya beruntung tidak melakukan pem-bully-an di rumah atau dengan anggota keluarga lainnya, karena sejak dari masih imut-imut *halaahh* Papa selalu membiasakan kami untuk menegur dengan kalimat yang baik dan sopan, love my family so much :') ----------------tapi entah kenapa kok yaa sekarang saya malah kadang suka ikut-ikutan nge-bully teman-teman meski dalam konteks dan kalimat yang masih wajar, no sara, dan sebagai lelucon------------ *merenung*Lain lagi dengan kebiasaan menjelek-jelekan kebiasaan orang lain pada anak, misalnya: "kamu jangan berteman terlalu dekat dengan si bla-bla, dia itu orang bla-bla-bla nanti kamu ikutan bla-bla-bla-bla"
nah ini...yang begini juga bahaya...sejak kecil ditanamkan mindset negatif yang tentunya akan susah untuk mengubahnya...ini yang menjadi cikal bakal terciptanya "kotak-kotak" dalam interaksi manusia dengan manusia di dunia yang beragam suku, bangsa, budaya...kasus terbaru adalah rasisme yang merambah ke olahraga basket, itu merupakan dampak dari mindset negatif suatu kelompok terhadap kelompok yang lain....hal yang paling sensitif menurut saya, apalagi jika berada pada kelompok minoritas..Dari contoh kasus di atas, saya berpendapat bahwa pendidikan yang diperoleh sejak dini dari keluarga dapat meminimalisir terbentuknya mindset negatif sebelum meluas ke lingkungan masyarakat. Tidak dipungkiri lingkungan akan dapat mempengaruhi, namun dengan cara pandang positif yang telah dibiasakan dari keluarga tentunya tidak akan cepat terpengaruh.
Teringat pesan Papa...
"selagi papa masih sanggup menyekolahkan mu, sekolah lah setinggi-tingginya...tetapi ingat, jangan dikhawatirkan kelak kamu akan berkarir di mana, akan menjadi apa setelah sekolah nanti...karena yakinlah, ilmu yang kamu peroleh dari sekolah-sekolah mu nantinya paling tidak bisa dirasakan manfaatnya oleh keluarga mu...itu saja sudah cukup....jika kamu tidak bisa merubah dunia, setidaknya kamu bisa merubah dunia keluarga mu"oooh...Thanks God, I love My family So Much :')
finally, saya berkesimpulan bahwa pendidikan itu tidak hanya melulu identik dengan pendidikan akademis...pendidikan sikap (attitude) juga diperlukan mengingat akan menjadi apa kita nantinya, dimulai dari cara pandang dan sikap kita dalam menghadapi masalah...Akademis OK namun sikap LESS, ini yang dapat merusak peradaban...Sekian dan Terima kasih :D
P.S: mohon maaf jika yaa jika ada kata/ kalimat yang kurang berkenan di hati ... terima kasih :')
~Yogyakarta~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar