5.1.11

Poncan Island – Sorry……

Akhirnya sampailah kami di Pulau Poncan…Nah itu salah satu cottage yang menjadi tempat penginapan kami *kami menyewa 2 cottage – satu cottage untuk cewek dan satu lagi khusus untuk cowok*. Cantik nian memang pemandangannya :’)
Sama-sama eksotis lah dengan Pulau Sikuai #eeaa :D
Kami beristirahat sejenak sebelum berkumpul di depan cottage. Dia yang mengetahui keadaan pulau tersebut mengajak kami untuk segera menikmati suasana di pulau sebelum air laut pasang...

Pastinya melihat pantai yang landai dengan hamparan pasir putih tidak ada yang ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bermain air, berenang bahkan menuju sebuah batu karang yang menjorok ke tengah laut namun bisa dicapai dengan berjalan kaki bukan berenang (karena air sedang surut-paling dalam hanya sebatas dada)





Aku sendiri tidak ikut menuju karang tersebut. Aku memilih untuk stay di pinggir pantai sambil sesekali memotret mereka. Ga lebih 15 menit mereka kembali, karena memang sudah terlihat tanda-tanda akan pasang. Selanjutnya kami mengitari pulau dan berfoto-foto









Setelah puas menjelajahi pulau, dan berhubung maghrib menjelang kami pun kembali ke cottage untuk membersihkan badan dan makan malam. Kondisi masih sama, pembicaraan mengenai kelanjutan hubungan kami belum terjadi. Aku menahan diri dulu, dan berencana malam atau besok pagi saat ada waktu yang tepat untuk membicarakannya.

Saat masih di dalam cottage terdengar suara riuh di luar memanggil kami yang cewek-cewek ini untuk keluar. Ternyata, sudah dari tadi dia dan teman-temannya menunggu di luar sambil memanggang beberapa ikan, udang dan ayam yang sudah dipersiapkan sejak masih di wisma (bahan-bahan tersebut telah dipersiapkan oleh kerabatnya yang tinggal tidak jauh dari dermaga).

Setelah makan, kami duduk di pinggir pantai menikmati suasana malam di pulau Poncan. Dia tampak antusias menjelaskan segala hal dan sibuk menjawab beberapa pertanyaan dari teman-temannya yang mencari tahu tentang segala yang berhubungan dengan Pulau Poncan ini.

Malam pun menjelang, kami yang cewek memutuskan untuk beristirahat….
Namun sebelumnya, kuat tidak kuat ku harus mengakhiri kisah yang sudah terlanjur menjadi bibit-bibit rasa sayang di hati. Yup…THE END!!
Semakin malam semakin galau yang ku rasa. Entah apa yang terjadi pada ku, tak bisa ku tidur dengan tenang *yang ku takutkan, ku menggigau pula….kan ga lucu*
Hampir setiap jam ku terbangun…seakan-akan kesedihan lah yang membangunkanku, tapi sedih akan apa, sedih untuk siapa…tak jelas -__-‘


25 Desember….Pagi di Poncan

Suaranya terdengar jelas dari dalam cottage. Duduk berhadapan sewaktu sarapan, bahkan di perahu motor saat menuju kembali ke Sibolga dia memandangku dengan sangat jelas. Sesampai di Wisma Guta, kita makan siang berdampingan dan dilanjutkan dengan jalan-jalan sore dengan motor ke Pantai Kalangan. Bisa dikatakan, itulah saat-saat terakhir kali kebersamaan kami…




Dari kiri ke kanan à Sandri, “Dia-yang tak perlu dituliskan namanya”, aku, sahabatku-Mega, Kak Titin, Andri (25 Desember 2010-Kalangan Beach, Tapanuli Selatan)

 
Pukul 17.10 wib
Travel ku datang menjemput di Wisma Guta, yup…saatnya ku pulang ke Padang…Dia mengantarkan ku hingga ke mobil travel, membawakan ransel ku dan menyerahkannya ke sopir travel tersebut. Aku mengucapkan selamat tinggal pada sahabatku-Mega, Kak Titin, Andri dan Sandri…selanjutnya pamitan padanya (dia dan rombongan kembali ke Medan esok hari – Minggu pagi). Saat pamitan, dia masih menyodorkan tangannya dan ku kuatkan hatiku untuk tidak menyambut sodoran tangannya tersebut meski untuk yang terakhir kali (still keep my hijab)…kemudian dia mengatakan “hati-hati di jalan…..”

Semua tertegun dan gelak tawa pun terpecah saat kak Titin menyanyikan lagunya bang Rhoma Irama - Malam Terakhir dengan lirik yang diganti “…..hari ini hari terakhir buat kita……..♫♪♫♪♫ “  X_X


Ku tersenyum dan kemudian menutup pintu mobil….tak lepas ku pandangi kaca spion di mana masih ku lihat dia memandang lekat-lekat kepergianku……

Sepanjang jalan kembali ke Padang, tak ada satupun telepon atau SMS yang kuterima darinya seperti pada saat aku berangkat ke Sibolga tempo hari…aku sadar, ini bukan salahnya…bukan salah kita…tapi memang takdirlah yang mempertemukan dan memisahkan kita….lebih baik cepat di akhiri dari pada membiarkan rasa di hati menjadi karang dan tentunya akan sangat menyakitkan jika nantinya memang harus diakhiri……..

Seminggu berlalu, komunikasi sama sekali sudah tidak ada….dan akhirnya ku terima SMS darinya…yang mengatakan “maaf”


Tidak pernah ku sesali kenapa aku bertemu dan mengenalnya…ada banyak hikmah yang ku peroleh…


Dan saat ini, mungkin lebih tepatnya saat ku memutuskan untuk mengakhiri semua kisah kami…ku bertekad, lebih baik tidak merasakan dulu kasih semu sebelum label HALAL diperoleh :’)
Hanya ingin bersikap dan berperilaku selayaknya muslimah sejati…

Kini saat yang tepat untuk memantaskan diri pada Sang Pemberi Cinta…InsyaAllah, akan dipertemukan dengan Imam yang terbaik…itu janji-NYA :’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar