Akhirnya sampailah kami di Pulau Poncan…Nah itu salah
satu cottage yang menjadi tempat
penginapan kami *kami menyewa 2 cottage –
satu cottage untuk cewek dan satu
lagi khusus untuk cowok*. Cantik nian memang pemandangannya :’)
Sama-sama eksotis lah dengan Pulau Sikuai #eeaa :D
Kami beristirahat sejenak sebelum berkumpul di depan cottage. Dia yang mengetahui keadaan
pulau tersebut mengajak kami untuk segera menikmati suasana di pulau sebelum
air laut pasang...
Pastinya melihat pantai yang landai dengan hamparan pasir
putih tidak ada yang ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bermain air,
berenang bahkan menuju sebuah batu karang yang menjorok ke tengah laut namun
bisa dicapai dengan berjalan kaki bukan berenang (karena air sedang
surut-paling dalam hanya sebatas dada)
Aku sendiri tidak ikut menuju karang tersebut. Aku
memilih untuk stay di pinggir pantai
sambil sesekali memotret mereka. Ga lebih 15 menit mereka kembali, karena
memang sudah terlihat tanda-tanda akan pasang. Selanjutnya kami mengitari pulau
dan berfoto-foto
Setelah puas menjelajahi pulau, dan berhubung maghrib
menjelang kami pun kembali ke cottage
untuk membersihkan badan dan makan malam. Kondisi masih sama, pembicaraan
mengenai kelanjutan hubungan kami belum terjadi. Aku menahan diri dulu, dan
berencana malam atau besok pagi saat ada waktu yang tepat untuk
membicarakannya.
Saat masih di dalam cottage
terdengar suara riuh di luar memanggil kami yang cewek-cewek ini untuk keluar.
Ternyata, sudah dari tadi dia dan teman-temannya menunggu di luar sambil
memanggang beberapa ikan, udang dan ayam yang sudah dipersiapkan sejak masih di
wisma (bahan-bahan tersebut telah dipersiapkan oleh kerabatnya yang tinggal
tidak jauh dari dermaga).
Setelah makan, kami duduk di pinggir pantai menikmati
suasana malam di pulau Poncan. Dia tampak antusias menjelaskan segala hal dan
sibuk menjawab beberapa pertanyaan dari teman-temannya yang mencari tahu
tentang segala yang berhubungan dengan Pulau Poncan ini.
Malam pun menjelang, kami yang cewek memutuskan untuk
beristirahat….
Namun sebelumnya, kuat tidak kuat ku harus mengakhiri
kisah yang sudah terlanjur menjadi bibit-bibit rasa sayang di hati. Yup…THE
END!!
Semakin malam semakin galau yang ku rasa. Entah apa yang
terjadi pada ku, tak bisa ku tidur dengan tenang *yang ku takutkan, ku
menggigau pula….kan ga lucu*
Hampir setiap jam ku terbangun…seakan-akan kesedihan lah
yang membangunkanku, tapi sedih akan apa, sedih untuk siapa…tak jelas -__-‘
25 Desember….Pagi
di Poncan
Suaranya terdengar jelas dari dalam cottage. Duduk berhadapan sewaktu sarapan, bahkan di perahu motor
saat menuju kembali ke Sibolga dia memandangku dengan sangat jelas. Sesampai di
Wisma Guta, kita makan siang berdampingan dan dilanjutkan dengan jalan-jalan
sore dengan motor ke Pantai Kalangan. Bisa dikatakan, itulah saat-saat terakhir
kali kebersamaan kami…
Dari kiri ke kanan à Sandri, “Dia-yang tak perlu dituliskan namanya”, aku, sahabatku-Mega, Kak Titin, Andri (25 Desember 2010-Kalangan Beach, Tapanuli Selatan) |
Pukul 17.10 wib
Travel ku datang menjemput di Wisma Guta, yup…saatnya ku
pulang ke Padang…Dia mengantarkan ku hingga ke mobil travel, membawakan ransel
ku dan menyerahkannya ke sopir travel tersebut. Aku mengucapkan selamat tinggal
pada sahabatku-Mega, Kak Titin, Andri dan Sandri…selanjutnya pamitan padanya
(dia dan rombongan kembali ke Medan esok hari – Minggu pagi). Saat pamitan, dia
masih menyodorkan tangannya dan ku kuatkan hatiku untuk tidak menyambut sodoran
tangannya tersebut meski untuk yang terakhir kali (still keep my hijab)…kemudian dia mengatakan “hati-hati di jalan…..”
Semua tertegun dan gelak tawa pun terpecah saat kak Titin
menyanyikan
lagunya bang Rhoma Irama - Malam Terakhir dengan
lirik yang diganti “…..hari ini hari terakhir buat kita……..♫♪♫♪♫ “ X_X
Ku
tersenyum dan kemudian menutup pintu mobil….tak lepas ku pandangi kaca spion di
mana masih ku lihat dia memandang lekat-lekat kepergianku……
Sepanjang
jalan kembali ke Padang, tak ada satupun telepon atau SMS yang kuterima darinya
seperti pada saat aku berangkat ke Sibolga tempo hari…aku sadar, ini bukan
salahnya…bukan salah kita…tapi memang takdirlah yang mempertemukan dan
memisahkan kita….lebih baik cepat di akhiri dari pada membiarkan rasa di hati
menjadi karang dan tentunya akan sangat menyakitkan jika nantinya memang harus
diakhiri……..
Seminggu
berlalu, komunikasi sama sekali sudah tidak ada….dan akhirnya ku terima SMS
darinya…yang mengatakan “maaf”
Tidak
pernah ku sesali kenapa aku bertemu dan mengenalnya…ada banyak hikmah yang ku
peroleh…
Dan saat
ini, mungkin lebih tepatnya saat ku memutuskan untuk mengakhiri semua kisah
kami…ku bertekad, lebih baik tidak merasakan dulu kasih semu sebelum label
HALAL diperoleh :’)
Hanya
ingin bersikap dan berperilaku selayaknya muslimah sejati…
Kini saat
yang tepat untuk memantaskan diri pada Sang Pemberi Cinta…InsyaAllah, akan
dipertemukan dengan Imam yang terbaik…itu janji-NYA :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar